Selamat datang ke blog Giving ministry

Giving Ministry (GM) : Sebuah pelayanan kerohanian yang bersifat INTERDENOMINASI yang berada dibawah naungan Yayasan Giving Indonesia (YGI).
Lahir di kota Medan-Indonesia, 31 Januari 2009.

VISI : Menjadi tempat persemaian bagi anak-anak Tuhan untuk menggali dan mengembangkan POTENSI baik secara PROFESIONAL dan APOSTOLIK agar berbuah dan siap memberkati kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan Bangsa-bangsa.

Jumat, 27 Januari 2012

TAK PERLU DIPIKIR?

Panitia Perayaan HUT GM III
Efesus 4:11-16

… sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, … sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Efesus 4:13,14)

Pernah lihat kaki seribu? Bayangkan kalau hewan berkaki banyak ini berjalan sambil sibuk mengamati kakinya satu demi satu, berusaha mempelajari mekanisme langkahnya. Jalannya bakal kacau. Daripada kacau, bukankah sebaiknya ia tak usah berpikir? Serupa dengan itu, banyak orang merasa iman tak perlu banyak dipikir. Makin sederhana, makin baik. Mempelajari teologi mengancam kesederhanaan iman. Bukankah kita dinasihatkan untuk menjadi seperti anak-anak (childlike)? Pemahaman
pengajaran adalah bagian para “hamba Tuhan” dan “teolog”. Jemaat “awam” cukup belajar mengenai kerohanian yang praktis.

Kontras dengan itu, Alkitab menggambarkan bahwa pertumbuhan menuju kedewasaan yang menyeluruh (ayat 15) juga meliputi menjadi dewasa dalam “iman dan pengetahuan yang benar” akan Tuhan. Artinya, kita justru harus dengan sengaja memikirkan dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (ayat 13, lihat juga 2 Petrus 3:18). Inilah sebenarnya arti kata teologi (teos=Tuhan+logos=pengetahuan, pemahaman). Orang dengan pemahaman yang benar akan Tuhan tidak akan mudah “diombang-ambingkan” (ayat 14). Menjadi seperti anak-anak dalam iman bukan berarti
menjadi childish atau kekanak-kanakan (1 Korintus 14:20).

Seberapa banyak aspek pertumbuhan ini kita perhatikan? Kita tak mungkin mencintai, melayani, dan menyembah Pribadi yang tak kita kenal atau yang kita kenal secara samar. Di tahun yang baru ini, mari cari dan gunakan tiap sarana pertumbuhan yang ada untuk menolong kita makin dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
KASIHILAH TUHAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU

Written by Johan Setiawan 

Tidak ada komentar:

Yang Paling Banyak Dibaca