Selamat datang ke blog Giving ministry

Giving Ministry (GM) : Sebuah pelayanan kerohanian yang bersifat INTERDENOMINASI yang berada dibawah naungan Yayasan Giving Indonesia (YGI).
Lahir di kota Medan-Indonesia, 31 Januari 2009.

VISI : Menjadi tempat persemaian bagi anak-anak Tuhan untuk menggali dan mengembangkan POTENSI baik secara PROFESIONAL dan APOSTOLIK agar berbuah dan siap memberkati kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan Bangsa-bangsa.

Selasa, 17 Juli 2012

TOLOK UKUR KARAKTER

1 Timotius 6:2-10
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1 Timotius 6:10)
Richard Halverson, seorang penulis dan pendeta senat AS, pernah menulis: Yesus Kristus berbicara tentang uang lebih dari hal-hal lain, karena ketika tiba pada sifat alami manusia, uang memegang peran terpenting. Uang merupakan indeks yang tepat untuk menunjukkan karakter sejati seseorang. Di seluruh halaman Kitab Suci, ada korelasi yang sangat dekat antara perkembangan karakter manusia dengan cara ia menangani uangnya.

Banyak tokoh di Alkitab yang dikecam, dihukum, atau dipuji oleh Allah karena sikap mereka terhadap uang. Yudas Iskariot mengkhianati Tuhan Yesus demi tiga puluh uang perak. Ananias dan Safira rebah dan mati seketika setelah berdusta perihal uang yang mereka serahkan. Mereka adalah contoh orang-orang yang jatuh dalam pencobaan berkenaan dengan uang. Uang membuat mereka terjerat dalam berbagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, hingga akhirnya menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai duka (ayat 10). Namun, ada kisah janda miskin yang dipuji Tuhan Yesus karena memberi dari kekurangannya. Atau, jemaat Makedonia yang disebut Paulus sangat miskin, tetapi kaya dalam kemurahan (lihat 1 Korintus 8). Mereka ialah orang-orang yang pertama-tama menyerahkan hati kepada Allah, lalu uang mereka.

Uang hanya salah satu sarana yang kita perlukan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Uang adalah berkat, bukti pemeliharaan Allah atas kita. Uang harus menjadi hamba kita. Jika kita cinta uang, uang akan menjadi tuan kita. Bagaimana Anda menangani uang? Mana yang lebih Anda cintai: Allah dan firman-Nya, atau ... uang?

ALLAH HARUS MENJADI TUHAN ATAS DIRI KITA DAN JUGA UANG KITA.

Ditulis oleh Sari Badudu 

Kamis, 12 Juli 2012

PRIVASI

Ibrani 4:1-16

Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan- Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban (Ibrani 4:13)

Saat membayangkan apa jadinya jika hak privasi tak pernah ada, tiba-tiba saya menjadi sangat malu. Pasti orang akan heran mengetahui film tidak pantas yang pernah saya tonton, percakapan rahasia saya untuk merusak nama baik orang lain, rencana-rencana busuk saya, atau pikiran-pikiran berdosa yang saya nikmati. Namun, kenapa saya tak pernah malu kepada Tuhan yang selalu tahu gerak-gerik, motivasi, pikiran, dan rancangan-rancangan yang paling tersembunyi sekalipun. Saya lebih takut nama baik saya tercemar dibandingkan takut pada kekudusan Tuhan.
Salah satu penyebab kurangnya rasa takut atau malu ketika berbuat dosa adalah adanya jaminan keselamatan bagi kita yang beriman kepada Kristus. Memang, kita pasti masuk ke tempat perhentian-Nya yang kekal (ayat 1,3). Namun, kita masih harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan-Nya. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani meminta kita waspada (ayat 1) serta taat kepada-Nya (ayat 6,11). Kita harus memegang erat firman Allah untuk menjaga hidup kita tetap bersih (ayat 12). Sebaliknya, ketika kita menyadari dosa, kita mesti berani menghampiri takhta-Nya (ayat 16). Sebab, Kristus Imam Besar kita (ayat 14,15) yang mendamaikan kita dengan Allah.
Jadi, ada dua sikap yang tampaknya bertentangan, tetapi harus ada secara bersamaan dalam diri orang percaya. Pertama, sikap takut berbuat dosa; kedua, sikap berani menghampiri Tuhan Yang Mahakudus. Kita harus menyadari bahwa tak ada yang dapat kita sembunyikan dari pandangan-Nya. Di lain pihak, setiap kali kita berdosa, kita mesti punya keberanian untuk segera datang kepada-Nya, memohon pengampunan.

KEKUDUSAN TUHAN MEMBUAT KITA HIDUP HATI-HATI DI HADAPAN-NYA.
KASIH KARUNIA TUHAN MEMBUAT KITA BERANI MENGHAMPIRINYA.

 Ditulis oleh Heman Elia

Senin, 09 Juli 2012

KETETAPAN ALLAH

Yesaya 46:9-13
Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan (Yesaya 46:10)

Pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang plin plan? Pada saat tertentu, ia berkata dengan penuh keyakinan bahwa ia hendak melakukan sesuatu. Kesempatan lainnya, ia mengurungkan niatnya sendiri. Pepatah “bagai air di daun talas” tepat untuk menggambarkan orang plin plan. Butir air di daun talas bisa bergerak kemana-mana karena tidak bisa menempel di permukaan daun yang licin itu. Demikianlah orang plin plan yang terus berubah-ubah dalam pendirian dan perkataannya.

Allah kita bukanlah Pribadi yang plin plan. Firman Tuhan hari ini mengajarkan doktrin tentang ketetapan Allah (God’s decree). Ketetapan Allah tidak berubah sepanjang waktu. Allah tidak pernah membetulkan atau membatalkan ketetapan-Nya. Ketetapan Allah pasti terlaksana sesuai dengan kedaulatan-Nya (ayat 10- 11). Ketetapan Allah juga termasuk hal-hal tidak menyenangkan yang ditujukan untuk mendisiplin umat-Nya (ayat 11). Akhirnya, keselamatan umat-Nya adalah bagian dari ketetapan-Nya (ayat 13). Kebenaran yang terakhir ini sangat menguatkan karena artinya keselamatan kita bersifat pasti. Tidak ada yang dapat menghilangkan anugerah keselamatan dari Allah bagi kita.

Apakah saat ini Anda sedang dirundung keraguan atas rencana- Nya dalam hidup Anda? Apakah Anda sedang mengalami kehilangan keyakinan atas keselamatan Anda? Firman Tuhan hari ini kiranya meneguhkan Anda lagi. Allah yang mengasihi kita bukanlah Allah yang plin plan. Ketetapan Allah sesungguhnya mencerminkan karakter Allah sendiri. Ketetapan Allah sepasti karakter Allah! Dalam keteguhan itu, kita pun beroleh keberanian untuk terus menaati firman-Nya dalam situasi yang paling tidak pasti.

KETETAPAN ALLAH ADALAH JANGKAR YANG KUAT BAGI PERAHU IMAN KITA
DI TENGAH SERANGAN OMBAK KERAGUAN.

 Ditulis oleh Jimmy Setiawan

Yang Paling Banyak Dibaca