Selamat datang ke blog Giving ministry

Giving Ministry (GM) : Sebuah pelayanan kerohanian yang bersifat INTERDENOMINASI yang berada dibawah naungan Yayasan Giving Indonesia (YGI).
Lahir di kota Medan-Indonesia, 31 Januari 2009.

VISI : Menjadi tempat persemaian bagi anak-anak Tuhan untuk menggali dan mengembangkan POTENSI baik secara PROFESIONAL dan APOSTOLIK agar berbuah dan siap memberkati kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan Bangsa-bangsa.

VISI dan MISI

Generation of InVINcible Glory (GIVING)
(Generasi dengan Kemuliaan Yang Tak Terkalahkan)

Kue HUT GM yg ke-3
Pada tulisan saya sebelumnya mengenai Giving Ministry, saya katakan bahwa Kemenangan selalu dimulai dengan Pengorbanan (SACRIFICE). Sejarah sudah membuktikan perkataan Tuhan Yesus: kalau mau menjadi yang terbesar haruslah belajar melayani, orang yang rendah hati akan ditinggikan, orang yang " mengambil tempat duduk di belakang" tidak akan mendapat malu. Bahkan dalam beberapa kali kesempatan setelah melakukan berbagai macam mukjizat kesembuhan, Yesus mengingatkan orang yang disembuhkan tersebut untuk tidak memberitahukan perihal kesembuhan itu. Yesus tidak terpikir sedikitpun untuk meraih "popularitas" dalam kesempatan itu. Bahkan ketika DIA hendak digadang-gadangi untuk menjadi raja pun, DIA tolak.
Nilai-nilai Pelayanan ini dilanjutkan oleh murid-muridNya yg menjadi Rasul di kemudian hari. Rasul Petrus, Paulus, Yohanes, dll juga mengajarkan untuk mendahulukan kepentingan orang banyak dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Pembina YGI Nelson M Panjaitan
Nah, menurut Anda...apa yang terjadi dengan tipikal generasi dimana kita hidup sekarang ini? Bukankah orang-orang berlomba untuk mencari popularitas, nama baik, kekayaan, dan kehebatan dalam berbagai level kehidupan? Kebetulan saya diperkenankan Tuhan untuk bertemu, bergaul, dan minimal berbincang-bincang dengan beberapa orang "terhormat" di negeri ini. Mungkin Anda juga tahu berapa banyak orang yang tergila-gila mengejar kursi untuk menjadi wakil rakyat di DPR, DPRD bahkan untuk posisi-posisi penting di eksekutif (pemerintahan).

Apa pula yang terjadi dengan tipikal Pelayanan di generasi saat ini? Tak sedikit yang agaknya mirip dengan apa yang yang saya tuliskan diatas. Sudah pemandangan yang umum bahwa gereja beraliran berbeda menjadi sulit bekerjasama, padahal tujuannya adalah sama. Perbedaan denominasi menjadi penghalang dalam merebut dan memenangkan jiwa, bukan metode lain dalam melakukan Amanat Agung.

Retreat Mahasiswa Gabungan
Menyadari fakta tersebut diatas, GIVING terpanggil untuk menjadi Fasilitator yang kiranya mampu merekatkankan persaudaraan sesama Pengikut Kristus dengan cara menitikberatkan Aksi Nyata (Program) daripada hal-hal Dogmatis. GIVING menyadari fungsinya sebagai organ pelayanan yang terpanggil untuk fokus mewujudnyatakan pengajaran yang sesungguhnya sudah diterima masing-masing anggota di gereja masing-masing. Tentu saja GIVING juga melihat bahwa banyak umat yang masih belum mendapatkan asupan pengajaran yang Alkitabiah, sehingga Pengajaran juga menjadi bagian dari pelayanan GIVING, namun tetap membatasi hal-hal yang sifatnya tidak menyudutkan salah satu denominasi. Fokus utama adalah Aksi Nyata lewat Program-Program daripada Pengajaran Dogmatis.

Mementor Retreat Mahasiswa LP3M
Lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana GIVING Ministry, berikut beberapa wawancara dan pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya 3 tahun belakangan ini :
  • Kemana arahnya Pelayanan ini?
Pelayanan ini akan menjadi fasilitator dan sahabat semua kalangan baik Gereja, Ministry, dan organisasi pelayanan lainnya. Giving akan menjadi Training Center Spiritual yang akan memperlengkapi anak-anak Tuhan untuk menjadi berkat di tempat kerja (Marketplace), di masyarakat, di rumah, dan ditempat manapun mereka Tuhan utus.

  • Caranya?
Mempersiapkan materi-materi yang membuat mereka merasa berharga dan percaya diri serta unggul dalam pergaulan komunitas yang sebut diatas. Beberapa Program yang menunjang hal tsb adalah
  1. Seminar Pengembangan Diri, 
  2. Workshop, 
  3. Kewirausahaan (Entrepeneurship), 
  4. Kelompok Usaha Bersama (KUB), 
  5. Kerjasama Bisnis, 
  6. Pelatihan Kecerdasan, 
  7. bahkan KKR.

  • Jadi, bukan melulu hal-hal kerohanian?
Kita bukan gereja, kita hormati panggilan gereja untuk memberi Pengajarannya. Kita mau bantu gereja lewat Program-Program yang membuat umat semakin mengerti arti pengajaran yang mereka dapatkan di gereja mereka masing-masing.
  • Bagaimana kalau di antara anggota ada yang butuh pengajaran atau paling tidak mempertanyakan hal Dogmatis?
Ketua YGI Jhon HTS Meyampaikan laporan
Kita akan memberi pengajaran tsb, kita juga memiliki Program Pemuridan bahkan kita mengajak anggota mahasiswa untuk menerobos kampus-kampus agar mahasiswanya dimuridkan. Kalau menyangkut hal Dogmatis, yang sensitif seperti Baptisan maka kami akan serahkan untuk ditanyakan kepada gereja mereka masing-masing.
  •  Kalau begitu tidak tegas donk ?
Spirit Pelayanan ini adalah bagaimana mengaktualisasi Pelayanan Yesus yaitu Kasih dan Pengorbanan. Umat Kristen dan Islam banyak yang berdebat tentang siapa yang akan dikorbankan oleh Abraham, Ishak atau Ismail? Daripada kita menjawab nama, lebih baik kita ingatkan si penanya bahwa keduanya tidak jadi dikorbankan :)

  • Bukankah kita harus berani bersaksi?
Panitia HUT ke 3
Konteksnya bukanlah keberanian bersaksi melainkan Spirit untuk bekerjasama! Kalau saya menjawab Baptisan yang saya yakini maka saya akan gagal untuk bekerjasama. Bukan saja tidak bisa bekerjasama, bahkan timbul lagi ketegangan-ketegangan baru seperti yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya. Ingat, spiritnya adalah fasilitator dan perekat berbagai denominasi.

  • Bagaimana kalau ada anggota GIVING yang mendesak untuk perihal pengajaran tertentu yang sifatnya sensitif ?
Jikalau tiba pada kondisi tsb, maka hamba Tuhan di Ministry ini akan memberi pengajaran sesuai dengan Dogma pengajaran yang diyakininya. Namun wajib memberitahu bahwa jawabannya adalah sebagai jawaban pribadi, bukan sebagai Giver.

  • OK, bagaimana dengan Tata Ibadah?
Kalau yang dimaksud dengan ibadah yang bertepuk tangan atau pilihan lagu yang (maaf) bukan dari buku Kidung Jemaat, saya kira semua denominasi gereja sudah melakukan hal yang sama karena ibadah yang "meriah" dengan pilihan lagu tertentu sudah bukan milik denominasi tertentu lagi... Gereja suku, Mainstream, Lutheran, Anglikan dan lainnya toh tidak memandang itu sebagai "sesuatu yang membedakan".  Kita sudah sama-sama meyakini bahwa model ibadah seperti itu adalah Alkitabiah. Perlu diingat, banyak kali dalam berbagai kesempatan seperti KKR kami justru menaikkan pujian dari Buku Ende dan Kidung Jemaat.

  • Bagaimana kalau dalam Ibadah tersebut ada yang berbahasa Roh?
Keluarga Pengurus YGI
Tidak masalah. Tidak ada yang bisa "menghalangi" kuasa Roh Kudus. Silahkan saja! Namun kami tetap menekankan bahwa mengatakan 5 kata dalam bahasa yang bisa sama-sama dimengerti jauh lebih baik daripada berbahasa Roh tanpa ada yang menerjemahkannya. Dalam berbagai kesempatan dalam ibadah KKR kami berusaha menahan diri untuk tidak berbahasa Roh demi tujuan bersama, Injil tersampaikan!
Di Ministry ini Anda diajar untuk menghargai perbedaan (denominasi), titik berat kami adalah Kerjasama yang tentunya muncul setelah menyadari adanya persamaan-persamaan diantara denominasi tsb. Bukankah kesamaan yang membuat kita bisa maju untuk sama- sama bekerja?
  • Apakah Ministry ini kelak akan menjadi Gereja?
Tidak! Namun, Semua kami serahkan pada Tuhan Yesus saja. Saya tidak mampu membatasi Tuhan. Logika saya mengatakan bagaimana bisa menjadi gereja, bukankah Program-Program dan Pengajaran yang kami berikan justeru memperlengkapi mereka untuk bisa melayani di gereja mereka masing-masing? GIVING adalah Training Center, pelajaran yang mereka dapat akan bermanfaat di masyarakat, Marketplace, dan gereja.
  • Supaya lebih jelas dan gamblang, seperti apa sih GIVING Ministry itu?
Suasana HUT Giving Ministry yang ke 3
Untuk mudahnya saya sering menjelaskannya dengan gambaran mental, dimana GIVING ini ibarat perusahaan yang dikelola secara profesional oleh para hamba Tuhan (gembala, penginjil, pengajar, rasul, nabi) yang dimulai dengan saya pribadi sebagai pelopor yang berlatarbelakang wirausaha.
Kelak GIVING ini akan memiliki perusahaan-perusahaan percetakan, Media, Radio, EO, Film dokumenter, Universitas, Sekolah Doa dan Pengembangan Diri, Pusat Pelatihan Leadership, dlsb. Saya katakan kepada rekan-rekan pengurus GIVING: bayangkan saja kita ada di dalam satu gedung yang sama dengan ruangan yang banyak, yang setiap harinya disibukkan dengan doa dan pekerjaan ( Labora et Ora).  Gedung besar itu adalah The House of GIVING !

  • Apakah maksudnya para pendeta akan menjadi pengusaha?
Kalau yang dimaksud gembala menjadi pengusaha tentunya bukan, tapi para gembala mengambil bagian dalam pelayanan Apostolik di Ministry ini. Mereka akan terlibat dalam Program-Program Apostolik dalam penggembalaan anggota dan jiwa-jiwa baru supaya menerima asupan firman yang segar. Para nabi dan nabiah akan menyuarakan pesan-pesan Tuhan, para pengajar terlibat dalam memperlengkapi anggota dalam pemahaman firman secara benar, para penginjil dan rasul akan membantu anggota untuk menerobos Marketplace. Semua itu akan efektif dilakukan lewat radio, buku, tabloid, VCD,dll yang sudah disiapkan oleh Divisi Profesional sebagai bagian dari Ministry ini. Ini sesuai dengan pernyataan Visi GIVING Ministry dalam menumbuhkan dan mengembangkan talenta secara Apostolik dan Profesional.
  • Apa maksudnya Apostolik dan Profesional?
KKR Anak
Kedua kata tsb terangkum dalam kata "Integritas", dimana perkataan sesuai dengan perbuatan. Kita banyak menyampaikan pengajaran, nasehat, himbauan, bahkan perintah dalam pelayanan Divisi Apostolik...kita perlu mengaktualisasi hal-hal tsb di Divisi Profesional, misalnya: tidak cukup untuk memberi pengajaran agar Giver tidak khawatir mengahadapi kehidupan, atau menasehati mereka agar senantiasa mengucap syukur...namun mereka juga perlu ditunjukkan "sikap hidup" yang profesional dalam bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Etika profesionalisme tsb menjadi buah dari Pengajaran!

  • Contoh Konkritnya?
KKR Giving Ministry di Porsea - TOBASA
Sebenarnya contoh itu terjadi setiap hari di sekitar kita. Pernah tidak melihat "orang Kristen" memotong antrian karena tidak sabar menunggu, sementara yang "non Kristen" di belakangnya dengan penuh sabar dan tersenyum melihat kejadian tsb? Pernah tidak melihat di kantor, orang Kristen justeru paling sering telat bahkan melawan atasan sementara yang " nonton Kristen" selalu rajin datang On-time dan patuh pada atasannya? Jangan heran kalau ada orang Kristen jauh lebih miskin daripada orang non Kristen. Bukan Tuhan tidak memberkati umatNya, namun Tuhan tidak mau berkatNya berubah menjadi kutuk bagi umat pilihanNya karena sikap hati umat yang salah.
  • OK, jadi di GIVING ini ada 2 Divisi, Apostolik dan Profesional?

KKR Giving di Parsambilan - TOBASA
Ya betul bisa dikatakan seperti itu, tepatnya dengan adanya Yayasan GIVING Indonesia (YGI) maka GIVING Ministry menjadi bagian dari YGI yang fokusnya pada Apostolik. Saat ini hal-hal Profesional masih saya pimpin langsung di bawah unit-unit usaha yakni Holding Medcomm Group (Medcomm Technologies, Medcomm Solution, dan Medcomm Power). Nantinya akan ada orang yang akan ditunjuk sebagai pengurus harian yang fokus untuk melakukan Program-Program KUB, Radio, EO, Tabloid, Audio Visual, dlsb.
  • Program mana saja yang sudah berjalan?
Untuk KUB sudah berjalan sejak GIVING berdiri, namun masih perlu dievaluasi. Program ini memiliki impian agar setiap orang yang kurang mampu (miskin)  dimenangkan sehingga mereka melihat "roh kemiskinan" mampu ditaklukkan. Program KUB ini sudah dilakukan di berbagai daerah seperti Pantai Cermin, Deli Serdang, Mandala, Karo, bahkan Sidikalang. Kami rindu daerah ini dimenangkan bagi Tuhan!
  • Caranya?
Kami mengalokasikan sejumlah dana untuk membeli sesuatu, apakah ternak atau tanaman untuk dikelola langsung oleh jemaat yang dipilih oleh gembala Gereja setempat yang sudah menjadi partner GIVING. Misalnya membeli 50 ekor bebek atau beberapa ekor ayam dengan dana sebesar Rp. 2.500.000,- dengan harapan beberapa bulan kemudian ketika jemaat tsb sudah mampu mengembalikan dana tsb maka dana tsb akan diberikan lagi (estafet) oleh Gembala kepada keluarga lainnya yang kurang mampu. Demikianlah seterusnya sampai seluruh jemaat diberdayakan agar taraf hidup mereka semakin meningkat. Bayangkan jikalau secara simultan ada 5-10 keluarga jemaat yang dipercayakan, maka pertumbuhannya akan luar biasa seperti layaknya konsep MLM. Bedanya dgn MLM, Program ini gratis buat setiap jemaat!
  • Bagaimana dengan sumber dana GIVING?

Sejauh ini masih ditopang oleh pribadi-pribadi yang tergerak untuk menabur, selain itu dari unit usaha, dan pihak eksternal yang rindu menabur setelah mendengar Visi Ministry ini.
Ke depan ketika semua mulai running well, maka sumber dananya akan datang dari berbagai kalangan eksternal lainnya seperti Pemerintah, bantuan asing, dan korporasi lainnya seperti perusahaan, yayasan, dan organisasi lainnya yang tergerak dengan visi GIVING. Tuhan meminta kami untuk memulainya dari diri kami sendiri secara internal. Pada saatnya Spirit Menabur ini akan membuat banyak orang mengucap syukur pada Allah karena Giver sudah diperkaya dengan segala kemurahan hati. Detailnya bisa dibaca pada 2 Korintus 9:6-15.




By : Nelson M Panjaitan
Ketua Dewan Pembina YGI

Tidak ada komentar:

Yang Paling Banyak Dibaca