Saya melihat perkataan Mahatma
Gandhi mengacu kepada Kristen sebagai agama, bukan memperhidupkan
Kristus. Karena Gandhi serpertinya menuntut bahwa orang Kristen harus
hidup sama seperti Kristus. Kalau Gandhi melihat Kristus sebagai
realitas, dia pasti telah menjadi Kristen, walaupun dia melihat hidup
orang Kristen disekitarnya tidak mencerminkan siapa itu Kristus. Kita
diselamatkan karena kita melihat Kristus dan diri kita yang berdosa,
bukan melihat orang Kristen yang lain. Tetapi jika semua orang Kristen
memperhidupkan Kristus, maka akan lebih banyak yang diselamatkan.
Jika seandainya Gandhi bertemu dengan Nikodemus di Yoh
3:1, mungkin dia akan mengatakan bahwa Nikodemus adalah Kristen sejati.
Dia taat pada taurat, hidup dengan moral yang tinggi, dan seorang
Farisi. Kita tahu bahwa Farisi sangat ketat dalam mengikuti ajaran2x
Taurat.
Tetapi, Tuhan Yesus mengatakan sebaliknya, walaupun
Nikodemus memperlihatkan moral yang baik, Tuhan mengatakan itu tidak ada
artinya. Nikodemus perlu dilahirkan kembali, artinya menerima hayat
yang lain. Nikodemus adalah seorang agamawan, yang hidup menurut Taurat.
Tetapi itu bukan untuk sekedar hidup agamawan tujuan Tuhan Yesus
datang.
Tuhan Yesus datang supaya kita menerima hayat yang
kekal bahkan hayat yang berlimpah-limpah. Sangat berbeda dengan agama,
misalnya Islam, dimana nabi M adalah contoh yang baik menurut mereka,
sehingga tingkah laku pengikutnya mengikuti tingkah laku mister M. Tuhan
Yesus datang sebagai hayat, sehingga Dia bisa hidup didalam kita. Ini
sangat dalam.. sekali lagi, ini sangat dalam, dan mudah disalah pahami.
Ada perbedaan besar 'mengikuti ajaran Kristus' dengan 'memperhidupkan
Kristus'. Dan saya percaya bakal disalah pahami perkara ini.
Bunga mawar mengeluarkan bau yang harum, karena memiliki hayat bunga mawar. Tetapi ada juga bunga plastik yang bisa mengeluarkan wangi bunga mawar, tetapi wanginya tidak asli. Untuk itulah Kristus datang agar kita memiliki hayat kekal (Yoh 3:16) bahkan berkelimpahan (yoh 10:10), sehingga Kristus bisa hidup didalam kita menjadi ekspresi kita yang asli. Adalah mungkin kita hidup menurut ajaran Kristus, tetapi bukan Kristus yang hidup didalam kita, melainkan kita yang memperhidupkan pengajaran Kristus. Kita bisa hidup menurut Injil dan khotbah di bukit, tetapi tanpa Kristus yang hidup. Again, this is very deep.
Ya, saya sangat setuju dengan Ebit, bahwa kita tidak perlu menginstropeksi apakah kita sudah sempurna atau tidak, melainkan kita harus memberitakan Injil kapan saja. Saya menulis ini untuk membagikan bahwa kita tidak bisa bergantung pada perkataan kita akan doktrin mengenai Kristus, melainkan kita harus bergantung pada Roh yang berhuni diluar kita, dan Roh Kudus diluar kita. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu doktrin mengenai Kristus, kita perlu, tetapi kesaksian kita bukan bergantung dari itu.
btw Ebit, thanks for posting this. Dengan demikian sharing itu terus bergulir :)
rivel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar