Obaja 1-7
Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau ... (Obaja 3)
Tahukah Anda siapa Obaja? Setidaknya ada sebelas orang lain bernama sama yang disebutkan di Alkitab, tetapi satu pun tidak ada hubungannya dengan penulis kitab terpendek Perjanjian Lama ini. Tak ada catatan tentang asal usulnya. Satu-satunya yang kita tahu, Tuhan berkenan menyampaikan Firman-Nya melalui Obaja. Kontras dengan latar belakang si penulis, isi tulisannya berbicara tentang Edom, suatu bangsa yang besar dan terkenal, keturunan Esau. Ada banyak orang pintar di Edom, juga para pahlawan yang kuat (ayat 8-9). Namun, Tuhan tidak terkesan dan justru menghakimi mereka. Mengapa?
Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau ... (Obaja 3)
Tahukah Anda siapa Obaja? Setidaknya ada sebelas orang lain bernama sama yang disebutkan di Alkitab, tetapi satu pun tidak ada hubungannya dengan penulis kitab terpendek Perjanjian Lama ini. Tak ada catatan tentang asal usulnya. Satu-satunya yang kita tahu, Tuhan berkenan menyampaikan Firman-Nya melalui Obaja. Kontras dengan latar belakang si penulis, isi tulisannya berbicara tentang Edom, suatu bangsa yang besar dan terkenal, keturunan Esau. Ada banyak orang pintar di Edom, juga para pahlawan yang kuat (ayat 8-9). Namun, Tuhan tidak terkesan dan justru menghakimi mereka. Mengapa?
Ayat 3 menyebutkan sebabnya. Angkuh. Ya, Edom merasa diri hebat
dibanding Israel dan bangsa-bangsa lain. Seperti elang yang terbang
tinggi, aman dari jangkauan manusia, ia merasa aman karena kehebatannya
(ayat 4). Keangkuhan mengaburkan akal sehatnya, membuatnya tak dapat
melihat keterbatasan dan kebutuhannya akan Tuhan. Melihat Edom, Tuhan
muak. “Aku akan menurunkan engkau,” firman-Nya. Bukan hanya diturunkan,
tetapi dihinakan sangat dan dihancurkan sampai tak bersisa (ayat 2,
5-6).
Ketika kita merasa diri cukup baik, tidak seperti orang lain yang
punya kekurangan ini dan itu, ketika hanya bisa melihat kesalahan sesama
dan kebaikan diri sendiri, ketika kita merasa Tuhan tidak perlu campur
tangan karena kita bisa mengatasi sendiri, waspadalah! Seperti Edom,
kita sedang diperdaya keangkuhan dan Tuhan tidak suka melihatnya. Ketika
merasa karya kita tak berarti dan tak banyak orang menghargai, meski
bersungguh hati mengikut Tuhan, ingatlah Obaja yang tidak dikenal dan
bagaimana Tuhan mengenal dan berkenan memakainya.
BERILAH AKU HATI YANG HANCUR DI HADAPAN-MU YA, TUHAN,
DARIPADA HIDUP YANG DIPERDAYA KEANGKUHAN DAN KAU HANCURKAN.
DARIPADA HIDUP YANG DIPERDAYA KEANGKUHAN DAN KAU HANCURKAN.
Written by Elisabeth Chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar