Kejadian 24:1-9
Tuhan Allah, ... Dialah juga yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku (Kejadian 24:7)
Betapa menyenangkan jika kita bisa memastikan apa kehendak Tuhan setiap hari. Apa yang harus dilakukan dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan anak, dan sebagainya. Seperti Abraham yang begitu yakin dalam langkah-langkahnya mencarikan isteri bagi Ishak, anaknya. Begitu yakinnya hingga ia berkata Tuhan akan mengutus malaikat-Nya untuk mewujudkan hal itu (ayat 7).
Tuhan Allah, ... Dialah juga yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku (Kejadian 24:7)
Betapa menyenangkan jika kita bisa memastikan apa kehendak Tuhan setiap hari. Apa yang harus dilakukan dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan anak, dan sebagainya. Seperti Abraham yang begitu yakin dalam langkah-langkahnya mencarikan isteri bagi Ishak, anaknya. Begitu yakinnya hingga ia berkata Tuhan akan mengutus malaikat-Nya untuk mewujudkan hal itu (ayat 7).
Bagaimana Abraham memastikan bahwa Tuhan menghendaki Ishak menikah,
bahwa isterinya tidak boleh berasal dari Kanaan (ayat 3), dan bahwa
Ishak tak boleh kembali ke negeri asalnya (ayat 6)? Bukankah Tuhan tak
pernah memerintahkannya secara detail? Kita melihat bahwa keyakinan
Abraham berasal dari imannya kepada Firman yang sudah
Tuhan berikan. Tuhan berjanji ia akan menjadi bangsa yang besar melalui
keturunan Ishak (lihat Kejadian 17:15-19; 22:16-18). Karena itu, Abraham
tak ragu Ishak harus menikah. Tuhan juga berfirman akan menghukum
orang-orang Kanaan karena kejahatan mereka (lihat Kejadian 15:16, orang
Amori mewakili para penyembah berhala di Kanaan). Jelas bagi Abraham,
Ishak tak boleh beristerikan orang Kanaan. Tuhan juga telah memanggil
Abraham keluar dari negerinya untuk memiliki tanah Kanaan (lihat
Kejadian 13:14-15; 15:18-21). Abraham percaya janji Tuhan sehingga ia
tak memperbolehkan Ishak kembali ke negeri asalnya.
Kerap kita ingin mengetahui kehendak Tuhan, tapi begitu sedikit memperhatikan, merenungkan, dan memercayai Firman yang sudah
diberikan-Nya pada kita. Hanya ketika kita bertekun dan menaati apa
yang sudah difirmankan Tuhan, kita dapat memiliki iman seperti Abraham,
“Saya tak tahu segalanya, tapi saya tahu ini selaras dengan Firman
Tuhan, jadi saya akan bertindak ....”
KEHENDAK TUHAN DAPAT MAKIN DIPAHAMI DAN DIIMANI
HANYA JIKA FIRMAN-NYA MENGISI PIKIRAN KITA SETIAP HARI
HANYA JIKA FIRMAN-NYA MENGISI PIKIRAN KITA SETIAP HARI
Written by Elisabeth Chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar