2 Korintus 3Kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena
kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita sedang
diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin
besar (2 Korintus 3:18)
Mendengar “Just Do It” kita teringat pada sepatu olahraga Nike. Mendengar “Enak Dibaca dan Perlu” kita teringat pada majalah berita mingguan Tempo. Mendengar “Life Is Good” kita teringat pada produk eletronik LG. Kita mengenal produk-produk yang diiklankan, tetapi biasanya tidak tahu orang atau agen periklanan yang mencetuskan kalimat pengingat yang mewakili produk tersebut.
Mendengar “Just Do It” kita teringat pada sepatu olahraga Nike. Mendengar “Enak Dibaca dan Perlu” kita teringat pada majalah berita mingguan Tempo. Mendengar “Life Is Good” kita teringat pada produk eletronik LG. Kita mengenal produk-produk yang diiklankan, tetapi biasanya tidak tahu orang atau agen periklanan yang mencetuskan kalimat pengingat yang mewakili produk tersebut.
Seperti peran agen periklanan bagi produk iklannya, demikianlah
kira-kira peran kita bagi Allah. Paulus menggambarkannya sebagai
“mencerminkan kemuliaan Tuhan”. Dalam terjemahan lain, misalnya versi
King James, dikatakan “memandang kemuliaan Tuhan seperti di dalam
cermin”. Manakah yang betul? Paulus memakai istilah bahasa Yunani katoptrizomai
yang dapat diartikan keduanya. Ia mengacu pada pengalaman Musa di
Gunung Sinai. Di atas gunung, Musa memandang sekilas kemuliaan Allah.
Ketika ia turun dari gunung, “cahaya muka Musa begitu cemerlang,
sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya” (ayat 7).
Dengan memandang kemuliaan Tuhan, Musa memancarkan kemuliaan-Nya. Dengan
memandang kemuliaan Tuhan, kita diubah menjadi serupa dengan
gambar-Nya.
Paulus hendak mendorong kita untuk hidup berpusat pada Tuhan. Kita
memandang Tuhan antara lain dengan meluangkan waktu untuk bersekutu
secara pribadi dengan Dia. Selanjutnya, dalam interaksi keseharian
dengan sesama, kita mesti mencerminkan kemuliaan Tuhan melalui sikap,
pikiran, ucapan, dan tindakan kita.
MEMANDANG KEMULIAAN ALLAH DAN MEMANCARKANNYA ADALAH KEBAHAGIAAN TERTINGGI BAGI MANUSIA.
Written by Arie Saptaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar