Selamat datang ke blog Giving ministry

Giving Ministry (GM) : Sebuah pelayanan kerohanian yang bersifat INTERDENOMINASI yang berada dibawah naungan Yayasan Giving Indonesia (YGI).
Lahir di kota Medan-Indonesia, 31 Januari 2009.

VISI : Menjadi tempat persemaian bagi anak-anak Tuhan untuk menggali dan mengembangkan POTENSI baik secara PROFESIONAL dan APOSTOLIK agar berbuah dan siap memberkati kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan Bangsa-bangsa.

Kamis, 15 Maret 2012

INIKAH KEHENDAK TUHAN?

Kejadian 24:1-9
Tuhan Allah, ... Dialah juga yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku (Kejadian 24:7)

Betapa menyenangkan jika kita bisa memastikan apa kehendak Tuhan setiap hari. Apa yang harus dilakukan dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan anak, dan sebagainya. Seperti Abraham yang begitu yakin dalam langkah-langkahnya mencarikan isteri bagi Ishak, anaknya. Begitu yakinnya hingga ia berkata Tuhan akan mengutus malaikat-Nya untuk mewujudkan hal itu (ayat 7).
Bagaimana Abraham memastikan bahwa Tuhan menghendaki Ishak menikah, bahwa isterinya tidak boleh berasal dari Kanaan (ayat 3), dan bahwa Ishak tak boleh kembali ke negeri asalnya (ayat 6)? Bukankah Tuhan tak pernah memerintahkannya secara detail? Kita melihat bahwa keyakinan Abraham berasal dari imannya kepada Firman yang sudah Tuhan berikan. Tuhan berjanji ia akan menjadi bangsa yang besar melalui keturunan Ishak (lihat Kejadian 17:15-19; 22:16-18). Karena itu, Abraham tak ragu Ishak harus menikah. Tuhan juga berfirman akan menghukum orang-orang Kanaan karena kejahatan mereka (lihat Kejadian 15:16, orang Amori mewakili para penyembah berhala di Kanaan). Jelas bagi Abraham, Ishak tak boleh beristerikan orang Kanaan. Tuhan juga telah memanggil Abraham keluar dari negerinya untuk memiliki tanah Kanaan (li­hat Kejadian 13:14-15; 15:18-21). Abraham percaya janji Tuhan sehingga ia tak memperbolehkan Ishak kembali ke negeri asalnya.
Kerap kita ingin mengetahui kehendak Tuhan, tapi begitu sedikit memperhatikan, merenungkan, dan memercayai Firman yang sudah diberikan-Nya pada kita. Hanya ketika kita bertekun dan menaati apa yang sudah difirmankan Tuhan, kita dapat memiliki iman seperti Abraham, “Saya tak tahu segalanya, tapi saya tahu ini selaras dengan Firman Tuhan, jadi saya akan bertindak ....”

KEHENDAK TUHAN DAPAT MAKIN DIPAHAMI DAN DIIMANI
HANYA JIKA FIRMAN-NYA MENGISI PIKIRAN KITA SETIAP HARI

Written by Elisabeth Chandra 

Tidak ada komentar:

Yang Paling Banyak Dibaca