Selamat datang ke blog Giving ministry

Giving Ministry (GM) : Sebuah pelayanan kerohanian yang bersifat INTERDENOMINASI yang berada dibawah naungan Yayasan Giving Indonesia (YGI).
Lahir di kota Medan-Indonesia, 31 Januari 2009.

VISI : Menjadi tempat persemaian bagi anak-anak Tuhan untuk menggali dan mengembangkan POTENSI baik secara PROFESIONAL dan APOSTOLIK agar berbuah dan siap memberkati kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan Bangsa-bangsa.

Selasa, 19 Juni 2012

BEDA SELERA

Lukas 19:1-10
Melihat hal itu, semua orang mulai bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa. (Lukas 19:7)

Coba bayangkan kejadian ini. Suatu malam kita melihat seorang pendeta sedang duduk bercengkerama dengan para pemuda di pos ronda. Apa reaksi spontan kita? Kita merasa tidak nyaman karena berpendapat bahwa pendeta tersebut tidak bisa menjaga wibawanya. Ataukah kita merasa senang dan kagum karena ada seorang rohaniwan yang bersedia membaur dengan orang kebanyakan?

Menarik sekali untuk mencari tahu mengapa orang banyak bersungut-sungut terhadap keputusan Tuhan Yesus yang akan menginap di rumah Zakheus (ayat 7). Pastilah karena mereka tidak sepakat dengan keputusan tersebut. Hati mereka terusik karena mereka tahu siapa itu Zakheus. Mereka berkeyakinan bahwa tidak sepatutnya orang saleh bergaul rapat dengan orang yang mereka anggap kurang baik hidupnya. Celakanya lagi mereka dengan cepat menganggap dirinya ada di kubu orang saleh, sehingga mereka sangat terganggu. Di sinilah akar masalahnya. Mereka memiliki cara pandang yang berseberangan dengan Tuhan Yesus. Ironisnya, mereka berharap Tuhan Yesus-lah yang menyesuaikan diri dengan cara berpikir mereka, dan bukan sebaliknya.

Apakah kita sering merasa terganggu dengan apa yang Allah putuskan? Apakah kita sering merasa tidak mengerti jalan pikiran dan tindakan Allah, lalu kita bersungut-sungut? Kalau keyakinan kita banyak yang berseberangan dengan Allah, kita akan banyak menemukan konflik dengan-Nya. Mari kita lihat ulang keyakinan-keyakinan kita. Lalu bandingkan dengan isi hati Allah. Ketika ada yang tidak sejalan dengan selera-Nya, kitalah yang perlu menyesuaikan diri dengan-Nya. Bukan sebaliknya!

KETIKA KITA BERBEDA SELERA DENGAN ALLAH,
KITA AKAN MENGHADAPI BANYAK MASALAH.

Written by Petrus Budi Setyawan

Tidak ada komentar:

Yang Paling Banyak Dibaca