Galatia 2:20-21
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh
iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
untuk aku.
Aku tidak menolak kasih karunia Allah.
Mahasiswa Medan yang tergabung di GM |
Adalah
bukan suatu kebetulan bahwa ayat 21 mengenai kasih karunia muncul
setelah ayat 20. Kasih karunia di ayat 21 berhubungan dengan hidup oleh
iman dalam Anak Allah di ayat 20. Hidup oleh iman dalam anak Allah
adalah hidup yang memperhidupkan Kristus. Jadi, kasih karunia di ayat 21
adalah hidup yang membiarkan Kristus hidup didalam kita.
Paulus
berkata bahwa dia tidak menolak atau meniadakan kasih karunia, itu
artinya Paulus memperhidupkan Kristus. Kasih karunia adalah Allah
Tritunggal melalui proses, rampung sempurna menjadi Roh Pemberi Hayat,
tinggal didalam roh manusia untuk menjadi segala sesuatu bagi manusia.
Kasih karunia adalah perkara Anak Allah yang tinggal didalam kita. Jika
kita tidak memperhidupkan Kristus, itu artinya kita menolak atau
meniadakan kasih karunia Allah.
Apa
artinya Kristus sebagai Anak Allah tinggal didalam kita? Artinya kita
tidak hidup lagi berdasarkan pengetahuan moralitas, pengajaran, konsep
kita sendiri, budaya, melainkan kita hidup berdasarkan Kristus yang
tinggal didalam roh kita. Jika kita menghormati orang yang lebih tua
karena kita dididik demikian sejak kecil, maka itu bukanlah
memperhidupkan Kristus. Itu adalah memperhidupkan etika moral manusia
yang ditanam sejak kita kecil. Memperhidupkan Kristus artinya kita
melakukan segala sesuatu penuh dengan kenikmatan akan Kristus. Paulus
berkata bahwa Kerajaan Allah adalah perkara keadilbenaran, damai
sejahtera, dan sukacita didalam Roh Kudus. Artinya, jika kita menikmati
Kristus, maka kita spontan menghormati orang yang lebih tua disertai
damai sejahtera dan sukacita didalam Roh Kudus.
Kasih
karunia bukanlah sekedar pemberian cuma-cuma dari Allah. Kasih karunia
adalah seorang Persona, yang dapat kita alami secara subyektif untuk
menjadi segala sesuatu kita. Persona ini adalah Kristus yang berhuni
didalam roh kita. Paulus menekankan di ayat 20, bahwa Kristus ini yang
hidup didalam kita. Ini adalah Kristus yang subyektif! Haleluya! Ini
adalah satu manusia baru, dimana sekumpulan manusia Allah secara
korporat hidup berdasarkan Kristus yang berhuni, dan tidak lagi
berdasarkan budaya, moralitas, pengetahuan.
Further reading: Life-Study Galatians, message 11 - Witness Lee
"If we would be those who do not nullify the grace of God, we need to
abide in Christ (John 15:4-5). To abide in Christ is to remain in the
processed Triune God. Furthermore, we need to enjoy Christ, especially
by eating Him (John 6:57b). Then we should go on to be one spirit with
Christ (1 Cor. 6:17), to walk in the Spirit (Gal. 5:16, 25), to deny the
natural “I” (2:20), and to abandon the flesh (5:24). We should not be
distracted by things such as the law, circumcision, the Sabbath, and
dietary regulations. Rather, we should enjoy Christ and live with Him in
one spirit. If we walk in spirit, deny the natural “I,” and abandon the
flesh, we shall be those who do not nullify the grace of God.
We
praise the Lord that in His recovery we are enjoying and experiencing
His grace. Many Christians, however, are not in the experience of this
grace. In Romans 5:2 Paul says that by faith we have access into this
grace in which we stand. Let us stand fast in the grace into which we
have entered." (Life-Study Galatians, message 11 - Witness Lee)
By : Rivel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar